Bantuan Hidup Dasar pada Kasus Henti Jantung

Bayangkan suatu hari Anda sedang berjalan di pusat perbelanjaan atau berada di rumah bersama keluarga. Tiba-tiba, seseorang di depan Anda terjatuh, tidak bergerak, dan tidak bernapas normal. Situasi ini disebut henti jantung. Keadaan ini sangat gawat, karena dalam hitungan menit, otak bisa rusak permanen, dan nyawa seseorang bisa hilang. Namun, kabar baiknya: Anda bisa menjadi penolong pertama yang menentukan hidup dan matinya orang tersebut, meskipun Anda bukan tenaga medis.

Pertolongan yang bisa Anda lakukan disebut Bantuan Hidup Dasar atau dalam bahasa medisnya Basic Life Support (BLS). Ini adalah serangkaian langkah sederhana untuk menjaga agar darah tetap mengalir ke otak dan jantung sampai tim medis datang. BLS terbukti meningkatkan angka selamat, dan banyak penelitian internasional yang menunjukkan bahwa orang awam yang berani melakukan pertolongan pertama bisa melipatgandakan peluang hidup korban henti jantung.


Mengapa Bantuan Hidup Dasar itu penting?

Jantung adalah pompa utama tubuh kita. Bila pompa ini berhenti, seluruh organ kekurangan oksigen. Dalam 4–6 menit saja, otak bisa mengalami kerusakan serius. Setiap satu menit keterlambatan pertolongan, peluang hidup korban menurun sekitar 7–10%. Jadi, setiap detik sangat berarti.

Sayangnya, kebanyakan kasus henti jantung terjadi di luar rumah sakit, misalnya di rumah, di jalan, atau di tempat umum. Itu artinya, sebelum tenaga kesehatan tiba, nasib korban sangat bergantung pada orang-orang di sekitarnya—mungkin Anda, saya, atau keluarga.


Apa yang harus dilakukan bila menemukan orang henti jantung?

1. Pastikan aman – Periksa sekitar Anda, jangan sampai Anda sendiri ikut celaka.

2. Cek respons – Guncang perlahan bahu korban, panggil keras: “Pak, Bu, dengar saya?” Jika tidak merespons, segera lanjut.

3. Panggil bantuan – Telepon 112/119 atau nomor darurat setempat. Jika ada orang lain, minta mereka mencari AED (alat kejut jantung otomatis).

4. Periksa napas – Jika korban tidak bernapas normal (hanya megap-megap atau sama sekali tidak bernapas), segera mulai kompresi dada.


Bagaimana cara melakukan kompresi dada?

Letakkan telapak tangan di tengah dada korban, di antara kedua puting.

Luruskan tangan, gunakan berat badan Anda untuk menekan.

Tekan sedalam 5–6 cm pada orang dewasa.

Laju tekan: 100–120 kali per menit (bayangkan irama cepat seperti detak lagu “Stayin’ Alive”).

Biarkan dada terangkat penuh di setiap kompresi.

Jika Anda tidak terlatih atau takut memberi napas mulut ke mulut, cukup lakukan kompresi saja tanpa berhenti. Penelitian membuktikan bahwa cara ini tetap menyelamatkan nyawa. Untuk anak-anak atau kasus karena gangguan pernapasan (seperti tenggelam atau tersedak), napas bantuan tetap penting bila Anda mampu melakukannya.


Bagaimana dengan AED (alat kejut jantung)?

AED adalah kotak kecil berisi mesin yang bisa memberikan kejutan listrik ke jantung. Jangan takut, AED sangat mudah digunakan karena ada petunjuk suara yang membimbing langkah demi langkah. Anda hanya perlu menempelkan elektroda pada dada korban, lalu biarkan mesin menganalisis dan memberi perintah apakah perlu kejutan atau tidak.

Bukti ilmiah dari jurnal Resuscitation menunjukkan bahwa penggunaan AED dalam beberapa menit pertama dapat melipatgandakan kemungkinan korban kembali sadar. Karena itu, di negara maju, AED banyak tersedia di tempat umum seperti bandara, stasiun, dan sekolah.


Mengapa masyarakat harus tahu cara melakukan BLS?

Studi terbaru menemukan bahwa banyak korban henti jantung tidak mendapatkan pertolongan segera karena orang di sekitarnya takut salah, panik, atau tidak tahu caranya. Padahal, dengan menekan dada saja sudah bisa menjaga darah tetap mengalir ke otak.

Di banyak negara, pelatihan BLS bahkan menjadi bagian dari kurikulum sekolah atau syarat mendapatkan SIM. Di Indonesia, kesadaran ini masih berkembang, tetapi semakin banyak komunitas, sekolah, dan rumah sakit yang mulai memberikan pelatihan singkat kepada masyarakat.


Kesimpulan: Setiap orang bisa jadi penyelamat

Henti jantung bisa menimpa siapa saja, kapan saja, di mana saja. Jangan tunggu jadi tenaga kesehatan untuk bisa menolong. Dengan keberanian untuk bertindak cepat—memanggil bantuan, menekan dada dengan kuat dan cepat, serta menggunakan AED bila ada—Anda bisa menyelamatkan nyawa orang lain.

Pesannya sederhana: jika ragu, tetap lakukan sesuatu. Lebih baik kompresi dada sederhana daripada tidak melakukan apa-apa. Karena dalam henti jantung, waktu adalah kunci keberhasilan


Mau infomasi lebih lanjut, kontak Marketing kami ( 0822 2101 3171 )

RS Graha Husada Jepara